Sabtu, 19 Desember 2009

Sugihmanik 2

Apitan di Sugihmanik

Bende peninggalan Sunan Kalijaga zaman dulu, sekarang ini sudah lapuk dan pecah dimakan usia. Setiap ada kegiatan Apitan, bende itu selalu diarak ke Balai Panjang. Tetapi setelah bende tidak bisa digunakan lagi, dibuatkannya bende diplikat. Walau pada pelaksanaan upacara Apitan bende tersebut masih dibawa, tetapi yang dipukul adalah bende duplikat. Sebelum pelaksanaan upacara ritual Apitan di Balai Panjang, dilakukan dulu pengurasan sendang Sentono Dalem. Pengurasan sendang tidak boleh dilakukan sembarangan, tetapi perlu dipersiapkan sesajen. Sebelum pengurasan, dituangkan air tape ke dalam sendang. Sebagai tujuannya untuk menutup sumber air, yang ada di tengah sendang. Setelah pengurasan dan pembersihan sendang selesai, dituangkan lagi air tape ke dalam sendang. Tujuan penuangan air tape tersebut, agar air sendang cepat penuh kembali. Konon dulu pengurasan sendang Sentono Dalem, hanya boleh dilakukan penduduk asli desa Sugihmanik. Itupun juga hanya bagi orang-orang, yang mempunyai anak 5 laki-laki semua (keluarga Pandawa lima). Tetapi sekarang yang diperbolehkan ikut menguras, hanya yang mempunyai anak jumlah ganjil.


Batu besar yang dulu digunakan alas duduk Sunan Kalijaga pada waktu berdoa meminta air, sekarang diletakkan di sebelah barat sendang Sentono Dalem. Batu itu masih dikeramatkan penduduk setempat, yang konon dapat mendatangkan celaka terhadap siapa berani berbuat kurang sopan di dekatnya.  Menurut cerita pernah ada seseorang dari luar daerah, datang mengunjungi sendang Sentono Dalem. Dengan sengaja berdiri di atas batu itu, dengan berkata yang menyepelekan kekeramatannya. Penduduk sekitar telah memperingatkan, agar orang tersebut turun dari batu. Tetapi peringatan tidak dihiraukan, bahkan mencemooh kepercayaan penduduk terhadap batu itu. Tidak lama kemudian orang tersebut jatuh, dan ketika akan ditolong ternyata sudah meninggal dunia.

0 komentar: