Cerita Lain Kyai Santri
Ada
juga cerita ydari masyarakat Tlogotanjung sekarang, tentang asal mula
Kyai Santri. Konon Kyai Santri adalah keturunan Mpu Supo yang menjadi
empu di kraton Demak Bintoro. Konon beliau pergi ke pelosok daerah,
guna mengajar agama Islam pada
warga pedukuhan yang dilalui. Pada suatu hari sampailah beliau di dukuh
Tlogotanjung. Karena banyak warga yang datang untuk berguru, akhirnya
beliau menetap di pedukuhan itu. Kyai Santri bersahabat dengan Mpu
Cogeh, penduduk dukuh Tlogorejo. Dari persahabatan itu, Mpu Cogeh
akhirnya menikah dengan adik Kyai Santri yang bernama Nyi Pangkreman.
Pada
suatu hari Kyai Santri berkunjung ke rumah Nyi Pangkreman, yang
letaknya tidak jauh dari rumahnya. Karena jarang bertemu adiknya, agak
lama Kyai Santri berada di sana. Dalam pertemuan itu, ternyata
menimbulkan rasa cemburu pada diri Mpu Cogeh. Karena itulah Mpu Cogeh
akhirnya mempunyai niat, akan membunuh Kyai Santri.
Pada
suatu hari Mpu Cogeh datang ke dukuh Tlogotanjung, untuk bertemu dengan
Kyai Santri. Karena sudah tahu maksud kedatangan Mpu Cogeh, maka Kyai
Santri merelakan diri untuk dibunuhnya. Tetapi karena tidak bersalah
dan karena kesaktian yang dimilikinya, keris yang ditusukkan Mpu Cogeh
ke badannya tidak dapat melukai. Hati Mpu Cogeh menjadi semakin panas,
dan memaki bahwa Kyai Santri orang bersalah tetapi takut mati. Walau
sudah dijelaskan tentang kedatangannya itu, tetapi Mpu Cogeh yang sudah
terbakar api cemburu tetap tidak dapat reda. Karena merasa malu atas
tuduhan yang dilontarkan Mpu Cogeh, Kyai Santri membuka rahasia
kelemahannya. Beliau mengaku bahwa dirinya dapat mati, bila dadanya
ditusuk dengan selembar daun bambu. Mendengar pengakuan itu, dengan
cepat Mpu Cogeh meraih daun bambu di sampingnya. Ditusuknya dada Kyai
Santri berkali-kali hingga roboh, dan akhirnya meninggal dunia.
Melihat
Kyai Santri sudah meninggal dunia, puaslah hati Mpu Cogeh. Dibiarkan
jenazah itu tergeletak di pinggir sawah, dan ditinggal pulang ke
rumahnya. Hingga berhari-hari jenazah Kyai Santri berada di tempat itu,
yang akhirnya ditemukan penggembala kerbau. Konon penggembala kerbau
dapat menemukan Kyai Santri, karena mencari kerbaunya yang beberapa
hari tidak pulang. Ketika penggembala sampai di tempat itu, dilihatnya
kerbau miliknya berada di dekat jenazah Kyai Santri. Karena merasa
senang kerbaunya dapat ditemukan, penggembala kerbau itu kemudian
memakamkan jenazah Kyai Santri. Dengan tekun penggembala kerbau merawat
makam Kyai Santri, dan selalu mendoakan agar arwah beliau diterima di
sisi Allah Swt. Konon setelah penggembala kerbau merawat makam Kyai
Santri, maka kehidupannya mengalami perubahan yang baik. Kerbau yang
digembalakannya beranak-pinak menjadi banyak, sehingga dapat mencukupi
kehidupan keluarga. Rumahnya yang dulu kecil, berubah menjadi besar.
Melihat perubahan kehidupan yang dialami penggembala kerbau, banyak
tetangga dekat mencoba menirunya. Ternyata doa mereka banyak yang
terkabul, dan kehidupan mereka juga berubah menjadi baik. Tentu saja
kabar itu cepat berkembang ke mana-mana, akhirnya ditiru orang-orang
dari lain daerah. Percaya atau tidak tentang hal itu, wa llahu a’lam bish shawab.
0 komentar:
Posting Komentar