Sebelum Kyai
Siradjudin berangkat menuju ke pedukuhan Ngroto untuk mengikuti
kehendak Ki Demang Khamidin, diserahkannya pimpinan pondok pesantren
pedukuhan Kuwaron kepada Kyai Makidin. Dipesannya pula agar pondok
tersebut dikelola dengan baik, agar kelak para santri tamatan pondok
pesantren itu dapat menyebarkan ilmu agama yang dipelajarinya di
daerah-tempat asalnya. Setelah memberi pesan kepada Kyai Makidin,
berangkatlah Kyai Siradjudin mengikuti Ki Demang Khamidin menuju ke
pedukuhan Ngroto. Ternyata tidak keliru bila Kyai Siradjudin memilih
Kyai Makidin, untuk menggantikannya menjadi pimpinan pondok dan imam
masjid. Kelebihan yang dimiliki Kyai Khamidin, disamping beliau pandai
dalam ilmu agama juga sabar dalam mengajar mengaji kepada para santri.
Karena itu semakin banyak para santri datang ke pondok pesantren
pedukuhan Kuwaron, untuk belajar mengaji dan mendalami ilmu agama di
sana.
Kyai
Makidin menikah dengan putri seorang ulama pedukuhan Kuwaron, yang dari
pernikahannya itu beliau mempunyai 3 orang putra bernama Munodo,
Nasiyah, dan Mar’ah. Konon menurut cerita bahwa disamping beliau
menikah dengan istri berwujud manusia, juga menikah dengan Jim wanita.
Dari istrinya yang berwujud Jim, beliau menurunkan dua orang putra
bernama Darimin dan Mariyah. Karena kedua putra itu menuruni sifat
ibunya yang seorang jim, keduanya juga tidak akan tampak oleh mata
orang biasa. Agar dapat berguna untuk kepentingan masyarakat pedukuhan
Kuwaron, Kyai Makidin memberi tugas kedua putranya itu untuk menjaga
keamanan pedukuhan Kuwaron. Konon putranya yang bernama Darimin diberi
tugas menjaga keamanan masjid pedukuhan Kuwaron, sedang Mariyah diberi
tugas menjaga keamanan dan ketentraman pedukuhan Kuwaron. Sampai
sekarang masih dipercaya masyarakat desa Kuwaron, bahwa masjid Kuwaron
dijaga oleh Mbah Darimin. Bahkan menurut cerita masyarakat desa
Kuwaron, bahwa beliau akan marah bila melihat orang berlaku tidak sopan
di dalam masjid. Konon waktu dulu beliau sering menampakkan diri duduk
di serambi masjid, sehingga orang yang melihat akan lari ketakutan.
Bahkan sering terjadi pada orang yang tidur diserambi masjid, telah
dipindahkan ke pinggir kuburan yang terletak di sebelah Utara masjid
Kuwaron. Hal itu dilakukan oleh beliau, karena orang tersebut telah
bertingkah laku dan berbicara kurang sopan di dalam masjid.
Adapun
Mbah Mariyah mendapat tugas menjaga ketentraman pedukuhan Kuwaron, dan
sekarang ini berada di punden sawah desa setempat. Letak punden
tersebut sekarang ini, berada di perbatasan desa Kuwaron dengan desa
Kunjeng. Menurut cerita masyarakat desa Kuwaron, bahwa punden tersebut
sampai sekarang masih menunjukkan adanya keanehan. Sebagai bentuk
keanehan yang terjadi, bila pematang sawah yang melengkung di dekat
punden diluruskan maka pada keesokan harinya akan kembali melengkung
lagi.
Konon
Mbah Darimin yang mendapat tugas menjaga masjid pedukuhan Kuwaron,
kawin dengan sesama bangsa Jim juga. Dari hasil perkawinannya itu
beliau mempunyai dua orang putra, bernama Dariman dan Darmi. Seperti
wujud yang dimiliki kedua orang tuanya, keduanya juga berwujud jim yang
tidak dapat dilihat mata orang biasa. Keduanya juga mengikuti jejak
orang tuanya, sebagai penunggu masjid pedukuhan Kuwaron sampai
sekarang. Tetapi sekarang ini, Mbah Darimin dan putra-putranya sudah
tidak pernah menampakkan diri lagi. Mungkin hal ini disebabkan pada
malam hari di lingkungan masjid sudah diterangi lampu listrik, sehingga
untuk keamanan masjid tidak diperlukan lagi. Dengan adanya lingkungan
masjid yang terang benderang, tidak ada lagi orang berbuat tidak sopan
ketika berada di masjid. Percaya atau tidak tentang hal ini, wa llahu a’llam bish shawab.
Kyai
Makidin wafat dalam usia tua. Oleh para warga pedukuhan, jenazahnya
dimakamkan di belakang balai besar yang dulu dibuat para santri Sunan
kalijaga. Adapun sekarang, letak makam tersebut berada di sebelah utara
masjid desa Kuwaron. Walaupun tempat tersebut sudah menjadi makam umum,
tetapi beliaulah yang pertamakali dimakamkan di tempat itu. Makam umum
waktu dulu, adalah di sebelah Timur laut (±300 meter) dari masjid
Kuwaron sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar